STRATEGI BERPRESTASI DAN AKTIF ORGANISASI

·       

sumber gambar: Bloragens


Yetty Novita Ekasari (Founder & CEO Blora Gens)
  • Best Social Student

·           Akademik :

  • Ranking 1 paralel
  • Olimpiade (OSN) Ekonomi
  • Cerdas Cermat Perpajakan

·           Organisasi :

  • Pimpinan Redaksi Jurnalistik
  • Ketua Kaderisasi ROHIS
  • Ketua Bidang Amal OSIS
  • Divisi UKS Palang Merah Remaja

Sebenernya masih banyak yang belum tertera di situ kayak aku pernah ikut lebih banyak lomba lagi mulai dari lomba membaca dan menulis cerpen, puisi, public speaking hingga pernah menjadi delegasi jurnalis mewakili sekolahan di tingkat jawa tengah hingga nasional dan yap semua hal tersebut aku peroleh diwaktu bersamaan sekitar tahun 2012-2015, pada jaman SMAku dulu. Nah, aku sebenernya percaya sih bahwa setiap orang itu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Ada yang memang memiliki kecerdasan intelektual yang sudah tinggi dari awal gitu misalnya, pernah nggak sih kita merasa ada temen kelas yang udah pinter banget dan pemahamannya cepet banget juga? Atau semisalnya mereka nggak perlu belajar keras atau istilah jawanya ‘ngoyo’ sekalipun ya mereka akan mendapatkan hasil yang bagus? Pasti pernah kan punya teman kayak gitu? Nah, kalo aku sendiri, aku itu ngerasa sebenernya bukan orang yang cerdas dan pemahamankupun nggak cepet-cepet banget juga. Kan ada tuh yang kadang dijelasin sekali sama guru di kelas langsung paham, nah kalo aku tuh harus menempa diri dengan proses keras yang berkali-kali. Terus gimana sih biar akademik dan non akademik keduanya itu tetap jalan? Kadang kan ada ya yang mengalami kendala, akademik bagus, non akademiknya enggak atau sebaliknya non akademiknya bagus, akademiknya enggak. Kalo dari perjalanan yang aku lalui sih emang nggak instan ya, karena kembali lagi bahwa diri aku dengan percapaian tersebut itu terbentuk dari beberapa tempaan proses. Nah, jadi aku bakal sharing ke kalian di sini nih, gimana sih sebenernya langkah, cara dan strateginya?

1.      Kenali kelebihan dan kekurangan diri.

Kelebihanku adalah aku merasa sebagai orang yang pekerja keras, berenergi dan berambisi. Kekuranganku adalah aku merasa nggak pinter awalnya atau bukan terlahir sebagai orang yang langsung cerdas gitu.

2.     Tetapkan target, pengen apa dan gimana.

Contoh : Pada saat SMA aku punya target untuk bisa jadi juara kelas dan memegang peran atau amanah penting di organisasi. Nah, itu jadikan sebuah tujuan sekaligus tantangan untuk diri sendiri.

3.     Cari, gali dan temukan metode belajar yang tepat.

Jadi, metode belajar itu nggak bisa kita temukan yang paling ‘pas’ dengan cara instan. Perlu sharing atau diskusi dengan orang lain yang kamu anggap sebagai ‘sosok inspiratifmu’, perlu trial dan error juga. Kalo aku dulu pernah sharing dengan senior yang menurut aku bisa aku jadikan teladan, aku tanya ke dia gimana metode belajar dia, waktu belajarnya dia dan sebagainya.

4.     Paksakan diri untuk ‘rajin’.

Nggak ada yang rajin dengan sendirinya, yaa pastinya adalah memaksakan diri sedikit wkwk. Yap, malas itu wajar, tapi kalo keterusan dan melenakan, itu yang berbahaya. Karena sejatinya musuh utama diri kita adalah diri kita sendiri. Jadi, aku punya mindset atau pemikiran bahwa diri sendiri juga perlu kita lawan. Pernah dengar kalo orang cerdas akan kalah dengan orang yang rajin? Yap, dan ternyata aku pernah membuktikannya karena temanku yang cerdas itu di peringkat dua sedangkan aku satu wkwk (dan itu beneran pernah nyata ada terjadi alias aku mengalaminya sendiri atau mengalahkan orang cerdas.) Jadi, aku itu dulu waktu jaman SMA cukup punya peraturan kepada diri sendiri dan mengharuskan diri untuk mentaatinya. Contoh : Semisal nih, aku suka banget baca novel ataupun buku-buku fiksi, tapi aku punya komitmen untuk baca buku-buku tersebut yang aku suka hanya saat liburan semester sekolah aja, terus di masa-masa waktu aktif sekolah, aku lebih milih baca-baca buku pelajaran, sesering mungkin. Aku juga suka mempelajari materi lebih dulu sebelum diajar guru dikelas dan mengulas kembali materinya setelahnya (selesai diajar oleh guru.)

5.     Komitmen dan konsisten.

Without commitment we never start, without consistence we never finish. Ini merupakan kunci pokok juga, karena komitmen dan konsisten itu lebih susah dibanding saat kita mengawalinya. Tanpa komitmen kita tidak akan pernah mulai, tanpa konsisten kita tidak akan pernah selesai. Jadi, selain berani memulai, kita juga harus tetap menjaga ritmen komitmen dan konsistensi kita dalam segala proses dan hal yang kita tuju.

6.     Proaktif dikelas, banyak bertanya, interaksi dan diskusi dengan guru.

Salah satu poin penting juga gimana kita bisa dikenal baik oleh guru, itu akan jadi penilaian khusus biasanya. Nggak cuma soal pelajaran atau akademik tapi juga pentingnya jaga attitude.

7.     Berani.

Yang biasanya lumrah banyak terjadi adalah ‘takut salah.’ Jadi, berani mencoba dan jangan takut salah juga akan menjadi hal penting yang akan mempengaruhi proses akan pencapaian kita ke depannya.

8.     Tetap rendah hati dan jangan cepat merasa puas.

Kadang kalo kita udah mendapatkan hasil sesuai keinginan kita, cepat banget besar kepala dan tinggi hati. Nah, ini jangan nih yaaa, justru ilmu padi itu penting banget, contoh, ketika aku semakin mendapatkan banyak pencapaian aku semakin merasa haus akan ilmu dan pengetahuan. Bersyukur emang harus, tapi jangan lupa tetap rendah hati dan jangan cepat merasa puas.

9.     Nggak pernah belajar pake sistem SKS (Sistem Kebut Semalam).

Hehe jujur, pasti banyak banget yang belajar pake metode ini ya? Nah fyi, kalo aku sangat tidak suka belajar dengan sistem seperti itu. Semisal ujian sekolah, aku belajarnya juga nyicil udah dari lumayan lama, kalo ulangan sekolah juga nyicil belajarnya bisa diminggu sebelumnya atau minimal H-3, semepet-mepetnya H-2 karena H-1 biasanya aku tinggal ngulas ulang materinya aja.

10.   Terus tingkatkan keterampilan dalam manajemen waktu

Nggak sedikit yang ngeluh banyak banget yang nggak tau bagaimana cara mengatur manajemen waktu yang tepat dan baik. Dan banyak pula yang mengatakan bahwa perihal manajemen waktu jadi hambatan dan tantangan besar. Jadi, emang yang namanya manajemen waktu itu merupakan sebuah skill atau keahlian. Jadi, bagaimana kita bisa memanajemen waktu dengan baik itu nggak bisa dilakukan dengan tiba-tiba. Perlu proses, pemahaman, percobaan, penerapan hingga evaluasi. Aku juga sering keteteran awalnya, berasa jungkir balik saking ambisnya, belajar iya, lomba iya, organisasi iya, tapi itu semua harus kita lewati demi tempaan proses diri.

 

11.     Lakukan yang terbaik dan jangan putus asa

Nah yang terakhir ini selain relevan dengan hal akademik, 2 kata kunci ini juga yang selalu aku bawa saat aku ikut lomba ataupun organisasi. Di organisasi dalam  periode waktu kepengurusan yang sama dan menjabat aktif di 4 organisasi bukan sebuah hal yang mudah, perlu strategi-strategi khusus dalam menjalaninya. Tapi gimana kok bisa mendapatkan peranan amanah-amanah yang penting? Karena emang dari sebelumnya, setiap kali mendapatkan tugas atau tanggungjawab dari organisasi, aku akan selalu mengupayakan yang terbaik disetiap kesempatan serta setiap kali menjumpai hambatan ataupun tantangan, nggak pernah memilih untuk menyerah, begitu hehe.

Semoga bermanfaat ya dan bisa diambil hal baiknya! hehe